IbnKathir. The tafsir of Surah Ta-Ha verse 38 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Taha ayat 36 which provides the complete commentary from verse 36 through 39. وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰٓ Arab-Latin Wa laqad manannā 'alaika marratan ukhrāArtinya Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, Thaha 36 ✵ Thaha 38 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Terkait Surat Thaha Ayat 37 Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 37 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan beragam penafsiran dari kalangan ulama tafsir terkait makna surat Thaha ayat 37, di antaranya seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan sungguh Kami telah melimpahkan kepadamu wahai Musa sebelum nikmat ini berupa nikmat lain, yaitu ketika kamu masih menyusu, lalu Kami selamatkan kamu dari kekejaman Fir’aun.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram37. Dan sungguh Kami telah memberimu nikmat sekali lagi.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah37-39. Hai Musa, sungguh Kami telah memberi banyak kenikmatan yang lain sebelum kenikmatan ini sejak kamu dilahirkan; ketika Kami memberi ilham kepada ibumu agar memperhatikanmu “Letakkanlah anakmu, Musa, di sebuah tempat kemudian hanyutkanlah tempat itu di sungai Nil, karena aliran air sungai akan menghanyutkannya ke tepi dan dia akan diambil Fir’aun, si musuh Allah dan musuh Musa.” Hai Musa, dan aku telah menjadikan rasa cinta terhadapmu dalam hati manusia agar kamu tumbuh dalam pengawasan dan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah37. وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰٓ Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain Ini merupakan kalimat baru yang mengingatkan Nabi Musa akan kenikmatan-kenikmatan Allah yang telah diberikan kepadanya. Makna المن adalah pemberian karunia dan kebaikan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah37. Dan sungguh Kami telah memberikan kepadamu nikmat lain yang banyak. Al-Munnu adalah kebaikan dan keutamaan.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSungguh Kami benar-benar telah memberikan nikmat} memberikan nikmat {kepadamu pada kesempatan yang lainMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H37-39. Setelah menyebutkan karuniaNya yang tercurahkan kepada hamba dan RasulNya, Musa bin Imran dalam bentuk penguasaan agama, menerima wahyu dan risalah serta menjawab permohonannya, Allah mengingatkan kenikmatanNya yang terlimpahkan kepadanya pada masa pertumbuhan fisik dan perkembangan tahapan-tahapannya. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain,” saat itu Kami mengilhamkan ibumu untuk meletakkanmu ke dalam sebuah peti untuk dihanyutkan ke sungai pada saat engkau masih berada di masa penyusuan lantaran takut kepada Fir’aun. Karena ia Fir’aun menitahkan penyembelihan anak laki-laki Bani Israil. Maka si ibu menyembunyikannya, dan benar-benar mengkhawatirkan keadaan nya. Ia pun meletakannya di peti itu, selanjutnya, mengapungkannya di sungai, yaitu sisi sungai Nil Mesir. Allah memerintahkan sungai itu agar melontarkannya ke tepian dan mengondisikannya agar di ambil oleh orang yang paling bengis permusuhannya kepada Allah dan Musa. Ia Musa tumbuh berkembang di tengah anak-anaknya. Menjadi buah hati bagi orang yang melihatnya. Karena itu, Allah berfirman, “dan Aku telah mellimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu.” Setiap orang yang melihat beliau, langsung menyukainya. “Dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan MataKu,” maksudnya engkau tumbuh di bawah pengawasan dan jaminan yang lebih agung dan lebih sempurna daripada perlindungan Dzat Yang Mahabaik, Maha Penyayang dan Mahakuasa untuk mendistribusikan kemaslahatan-kemaslahatan bagi hambaNya dan menyingkirkan bahaya-bahaya dariNya? Tidaklah beliau melewati satu kondisi ke kondisi berikutnya melainkan pasti Allah-lah yang mengatur semua urusan itu untuk kebaikan Musa.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Thaha ayat 37 Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat-nikmat yang diberikan kepada Musa bin Imran berupa nikmat agama, wahyu, kerasulan dan pengabulan doa, Allah menyebutkan pula nikmat-Nya saat Beliau masih kecil dan dalam masa perkembangan.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 3737-38. Dan wahai musa, ketahuilah bahwa sesungguhnya tanpa engkau minta pun, kami telah memberi nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain sebelum ini, yaitu ketika kami mengilhamkan kepada ibumu sesudah kelahiranmu sesuatu yang diilhamkan, yaitu cara menyelamatkanmu dari rencana keji fir'aunMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah beragam penjelasan dari kalangan ulama berkaitan kandungan dan arti surat Thaha ayat 37 arab-latin dan artinya, moga-moga berfaidah bagi kita bersama. Support syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan Bacaan Cukup Sering Dikunjungi Ada banyak topik yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Isra, Ayat 15 Lima Belas, Al-Baqarah 177, Ar-Rum 21, Ar-Rahman 13, Yasin 82. Ada pula Fatir 37, Al-Qashash 77, Al-Buruj, An-Nisa 36, Innallaha Ma’ash Shabiriin, Ibrahim 7. Al-IsraAyat 15 Lima BelasAl-Baqarah 177Ar-Rum 21Ar-Rahman 13Yasin 82Fatir 37Al-Qashash 77Al-BurujAn-Nisa 36Innallaha Ma’ash ShabiriinIbrahim 7 Pencarian qulya ayyuhal kafirun artinya, surat al baqarah 1-50, surat al mujadalah ayat 58, surah al maidah ayat 2-3, al baqarah 5 ayat pertama Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Suratini diturunkan sesudah surah maryam dan dinamai dengan thaahaa yang diambil dari perkataan pada ayat pertama surat ini. Teks bacaan lafadz surah thaha arab latin dan terjemahan berikut dibawah ini : Baca surat taha lengkap dengan bacaan arab, latin & terjemah indonesia. Surat taha tergolong surah makkiyah karena diturunkan di mekah.
On August 22, 2022 Views 9 Alyazea Amanda Latin dan Terjemahan Surat Taha Ayat 39 أَنِ ٱقْذِفِيهِ فِى ٱلتَّابُوتِ فَٱقْذِفِيهِ فِى ٱلْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ ٱلْيَمُّ بِٱلسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّى وَعَدُوٌّ لَّهُۥ ۚ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِىٓ Aniqżi fīhi fit-tābụti faqżi fīhi fil-yammi falyulqihil-yammu bis-sāḥili ya`khuż-hu aduwwul lī wa aduwwul lah, wa alqaitu alaika maḥabbatam minnī, wa lituṣna’a alā ainī Artinya Yaitu “Letakkanlah ia Musa didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai Nil, maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh Fir’aun musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku, Asbabun Nuzul Surat Taha Ayat 39 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Taha Ayat 39 Kami ilhamkan kepada ibumu, Letakkanlah dia, yaitu bayi Musa, di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai Nil yang mengalir tidak begitu deras. Ketika arus menghanyutkannya, maka biarlah aliran air sungai itu membawanya ke tepi sungai yang melewati istana Firaun. Ketika saat itu tiba, dia akan diambil oleh Firaun, penguasa Mesir yang merupakan musuh-Ku dan musuhnya.’ Wahai Nabi Musa, ketahuilah bahwa Aku telah melimpahkan kepadamu begitu banyak kasih sayang yang datang dari-Ku sehingga siapa saja yang memandangmu akan tertarik dan menyayangimu. Kami anugerahkan itu semua kepadamu untuk kebaikanmu dan agar engkau diasuh dengan cara terhormat di bawah pengawasan-Ku. Ketika ibu Musa dalam keadaan panik, maka ia diperintahkan Allah supaya menaruh anaknya di dalam peti yang dibuat rapi dan kuat, kemudian melemparkannya ke sungai Nil. Perintah ini dilaksanakan oleh Ibu Musa dengan segera yang akhirnya peti itu jatuh ke tangan Firaun, musuh Allah dan musuh Musa sendiri pada waktu mendatang. Diriwayatkan bahwa pada suatu senja Firaun dan istrinya duduk santai di tepi sungai Nil, tiba-tiba terlihat olehnya sebuah peti tidak jauh dari tempatnya. Disuruhnyalah dayang-dayangnya mengambil peti itu dan membawanya ke hadapannya. Ketika peti itu dibuka kelihatanlah seorang bayi laki-laki yang rupawan. Alangkah senangnya istri Firaun melihat bayi itu. Kasih sayang dan cintanya pun kepada bayi itu sangat mendalam. Maka diambilnyalah bayi itu dan dipelihara serta dididik di istananya. Inilah karunia yang pertama. Karunia yang kedua ialah, bahwa Allah telah melimpahkan kasih sayang yang tulus kepada Musa dan kasih itu telah ditanamkan ke dalam setiap hati orang. Siapapun yang memandang kepada Musa akan merasa kasih sayang kepadanya. Jadi tidak heran kalau Firaun dan istrinya merasa sayang dan cinta kepada Musa, sehingga isterinya berkata kepada suaminya, sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an Dan istri Firaun berkata, “ Dia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, ” sedang mereka tidak menyadari. al-Qasas/ 28 9 Karunia ketiga ialah diasuhnya Musa di istana Firaun di bawah pengawasan dan pengamatan Allah serta dijaganya dari segala hal yang akan mengganggunya, ketika ia diasuh oleh keluarga Firaun manusia kejam yang tidak mengenal perikemanusiaan itu. Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi Online
0911/2014. Al Quran Arab. Comments. Surah Thaahaa terdiri dari 135 Ayat dan merupakan Surah yang Ke 20 didalam Al Qur'an. Tulisan-Lafadz-Bacaan-Teks Arab Surah Thaahaa طه بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ طه ﴿طه:١ مَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ قَالَ لَا تَخَافَآ ۖ إِنَّنِى مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَىٰ Arab-Latin Qāla lā takhāfā innanī ma'akumā asma'u wa arāArtinya Allah berfirman "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". Thaha 45 ✵ Thaha 47 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Thaha Ayat 46 Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 46 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka pelajaran mendalam dari ayat ini. Ditemukan beraneka penjelasan dari para pakar tafsir terhadap makna surat Thaha ayat 46, sebagiannya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia46-48. Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Janganlah kalian berdua takut kepada Fir’aun. Sesungguhnya Aku bersama kalian berdua, mendengar ucapan kalian berdua dan melihat tindakan-tindakan kalian berdua. Maka tetaplah pergi kepadanya dan katakanlah kepadanya, Sesungguhnya kami berdua adalah utusan kepadamu dari Tuhanmu, agar kamu membebaskan orang-orang Bani Israil, dan janganlah membebani mereka pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat mereka pikul. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti mukjizat yang amat luar biasa dari Tuhanmu yang menunjukkan kebenaran kami dalam dakwah kami ini. Dan keselamatan dari siksaan Allah tercurah bagi orang yang mengikuti petunjukNya.’ Sesungguhnya Tuhanmu telah mewahyukan kepada kami bahwa siksaanNYa itu ditimpakan atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling dari dakwah dan ajaran syariatNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram46. Allah berfirman kepada keduanya, "Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kalian untuk menolong dan melindungi kalian, dan Aku mendengar dan melihat apa yang akan terjadi antara kalian dan dia.📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah46. قَالَ لَا تَخَافَآ ۖ إِنَّنِى مَعَكُمَآ Allah berfirman “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua Dengan pertolongan-Ku bagi kalian dalam melawan Fir’aun. أَسْمَعُ وَأَرَىٰ Aku mendengar dan melihat Apa yang terjadi antara kalian dengan Fir’aun, dan Aku tidak akan lalai dari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi ArabiaKselematan dan kemenangan diantara lafadz { لَا } dan { كَلّا } tatkala Musa takut dari musuh-mushnya dan yang membangkang, Allah berforman kepadanya { لَا تَخَافَآ ۖ إِنَّنِى مَعَكُمَآ } "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua", dan tatkala sebagian pengikut Musa berkata { إِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ } "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul" Musa kemudian merespon { قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ } "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku" maka dari ayat-ayat ini sudah jelas kepada kita bahwasanya tidak ada kemenangan dan keselamatan melainkan dengan lafadz { لَا } kepada musuh, dan dengan lafadz { كَالّا } kepada siapa yang lemah imannya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah46. Allah SWT berfirman kepada keduanya “Janganlah kalian berdua takut, sesungguhnya aku bersama kalian berdua untuk memberi pertolongan, bantuan dan penjagaan. Aku mendengar dan melihat apa yang terjadi di antara kalian berdua dengan Fir’aun”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Dia berfirman, “Janganlah khawatir. Sesungguhnya Aku bersama kalian berdua. Aku mendengar dan melihatMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H46. “Allah berfirman, Jangan kamu berdua khawatir’,” dia akan menyegerakan siksaan pada kalian berdua, karena “sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat,” maksudnya kalian berdua di bawah perlindungan dan perhatianKu dari kejahatan nya. Aku mendengar perkataan kalian berdua, dan melihat semua kondisi kalian berdua, maka janganlah kalian takut. Maka rasa takut sirna dari mereka dan hati mereka menjadi tentram dengan janji Rabb mereka.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Thaha ayat 46 Dengan memberikan pertolongan. Apa yang diucapkannya. Apa yang dilakukannya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 46Menenangkan nabi musa dan harun, dia berfirman, 'janganlah kamu berdua khawatir menghadapi fir'aun dan para pengikutnya. Sesungguhnya aku selalu bersama kamu berdua. Aku akan melindungimu dan menolongmu. Aku mendengar ucapan dan ajakanmu serta mendengar pula apa pun yang dikatakan fir'aun. Dan aku juga melihat apa yang kamu lakukan untuk menjalankan perintah-ku serta melihat apa yang diperbuat oleh fir'aun47. Kamu berdua ada dalam lindungan-ku, maka janganlah takut. Pergilah kamu berdua kepadanya dan katakanlah, 'sesungguhnya kami berdua adalah utusan tuhanmu yang telah menganugerahkan beragam nikmat kepadamu, wahai fir'aun. Dia juga tuhan kami dan bani israil. Kami mengajakmu beriman kepada-Nya, maka lepaskanlah bani israil bersama kami agar kita semua menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, dan janganlah engkau menyiksa mereka seperti yang selama ini kaulakukan. Sesungguhnya kami datang kepadamu dengan membawa bukti nyata tentang risalah kami dari tuhanmu, yakni berupa tongkat yang dapat berubah wujud menjadi ular dan tangan yang bersinar. Dan ketahuilah, wahai fir'aun, keselamatan itu akan dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah yang disampaikan oleh dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikian kumpulan penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Thaha ayat 46 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah bagi ummat. Bantu dakwah kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Yang Sering Dikaji Ada berbagai topik yang sering dikaji, seperti surat/ayat Al-Buruj, Al-Baqarah 177, Fatir 37, An-Nisa 36, Ar-Rahman 13, Al-Qashash 77. Juga Al-Isra, Innallaha Ma’ash Shabiriin, Ayat 15 Lima Belas, Ar-Rum 21, Ibrahim 7, Yasin 82. Al-BurujAl-Baqarah 177Fatir 37An-Nisa 36Ar-Rahman 13Al-Qashash 77Al-IsraInnallaha Ma’ash ShabiriinAyat 15 Lima BelasAr-Rum 21Ibrahim 7Yasin 82 Pencarian surat attariq, dalil tentang persaudaraan, surat 90, surah at tiin, surat ar rahman full arab Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah وَاِنْتَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَاِنَّهٗ يَعْلَمُ السِّرَّ وَاَخْفٰى. Wa in tajhar bil-qauli fa innahū ya'lamus-sirra wa akhfā. Jika engkau mengeraskan ucapanmu, sesungguhnya Dia mengetahui (ucapan yang) rahasia dan yang lebih tersembunyi (darinya). طٰهٰ ۚ Ṭāhā. Ṭā Hā. مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓى ۙ Mā anzalnā alaikal-qur'āna litasyqā. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu Nabi Muhammad supaya engkau menjadi susah. اِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۙ Illā tażkiratal limay yakhsyā. Kami tidak menurunkannya, kecuali sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. تَنْزِيْلًا مِّمَّنْ خَلَقَ الْاَرْضَ وَالسَّمٰوٰتِ الْعُلٰى ۗ Tanzīlam mimman khalaqal-arḍa was-samāwātil-ulā. Al-Qur’an diturunkan dari Allah yang telah menciptakan bumi dan langit yang tinggi. اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى Ar- raḥmānu alal-arsyistawā. Dialah Allah Yang Maha Pengasih dan bersemayam di atas ʻArasy. لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرٰى Lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa mā bainahumā wa mā taḥtaṡ-ṡarā. Milik-Nyalah apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah. وَاِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَاِنَّهٗ يَعْلَمُ السِّرَّ وَاَخْفٰى Wa in tajhar bil-qauli fa innahū yalamus-sirra wa akhfā. Jika engkau mengeraskan ucapanmu, sesungguhnya Dia mengetahui ucapan yang rahasia dan yang lebih tersembunyi darinya. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى Allāhu lā ilāha illā huwa, lahul-asmā'ul-ḥusnā. Allah tidak ada tuhan selain Dia. Milik-Nyalah nama-nama yang terbaik. وَهَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ مُوْسٰى ۘ Wa hal atāka ḥadīṡu mūsā. Apakah telah sampai kepadamu Nabi Muhammad kisah Musa? اِذْ رَاٰ نَارًا فَقَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِقَبَسٍ اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى Iż ra'ā nāran fa qāla li'ahlihimkuṡū innī ānastu nāral laallī ātīkum minhā biqabasin au ajidu alan-nāri hudān. Ingatlah ketika dia Musa melihat api, lalu berkata kepada keluarganya, “Tinggallah di sini! Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau mendapat petunjuk di tempat api itu.” فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ يٰمُوْسٰٓى ۙ Falammā atāhā nūdiya yā mūsā. Ketika mendatanginya tempat api, dia Musa dipanggil, “Wahai Musa. اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗ Innī ana rabbuka fakhla nalaika innaka bil-wādil-muqaddasi ṭuwān. Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa. وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى Wa anakhtartuka fastami limā yūḥā. Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ Innanī anallāhu lā ilāha illā ana fabudnī, wa aqimiṣ-ṣalāta liżikrī. Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku. اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى Innas-sāata ātiyatun akādu ukhfīhā litujzā kullu nafsim bimā tasā. Sesungguhnya hari Kiamat itu pasti akan datang. Aku hampir benar-benar menyembunyikannya. Kedatangannya itu dimaksudkan agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ فَتَرْدٰى Falā yaṣuddannaka anhā mal lā yu'minu bihā wattabaa hawāhu fa tardā. Janganlah engkau dipalingkan darinya iman pada hari Kiamat oleh orang yang tidak beriman padanya dan mengikuti hawa nafsunya sehingga engkau binasa. وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يٰمُوْسٰى Wa mā tilka biyamīnika yā mūsā. Apa yang ada di tangan kananmu itu, wahai Musa?” قَالَ هِيَ عَصَايَۚ اَتَوَكَّؤُا عَلَيْهَا وَاَهُشُّ بِهَا عَلٰى غَنَمِيْ وَلِيَ فِيْهَا مَاٰرِبُ اُخْرٰى Qāla hiya aṣāya, atwakka'u alaihā wa ahusysyu bihā alā ganamī wa liya fīhā ma'āribu ukhrā. Musa berkata, “Ia adalah tongkatku. Aku dapat bersandar padanya, merontokkan daun-daun dengannya untuk makanan kambingku, dan memiliki keperluan lain padanya.” قَالَ اَلْقِهَا يٰمُوْسٰى Qāla alqihā yā mūsā. Allah berfirman, “Lemparkanlah tongkat itu, wahai Musa!” فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى Fa alqāhā fa iżā hiya ḥayyatun tasā. Maka, dia Musa melemparkannya. Tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْۗ سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى Qāla khużhā wa lā takhaf, sanuīduhā sīratahal-ūlā. Dia Allah berfirman, “Ambillah dan jangan takut! Kami akan mengembalikannya pada keadaannya semula. وَاضْمُمْ يَدَكَ اِلٰى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍ اٰيَةً اُخْرٰىۙ Waḍmum yadaka ilā janāḥika takhruj baiḍā'a min gairi sū'in āyatan ukhrā. Kepitlah telapak tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia akan keluar dalam keadaan putih bercahaya tanpa cacat sebagai mukjizat yang lain. لِنُرِيَكَ مِنْ اٰيٰتِنَا الْكُبْرٰى ۚ Linuriyaka min āyātinal-kubrā. Kami perintahkan itu untuk memperlihatkan kepadamu sebagian tanda-tanda kebesaran Kami yang terbesar. اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰى ࣖ Iżhab ilā firauna innahū ṭagā. Pergilah kepada Firaun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas.” قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙ Qāla rabbisyraḥ lī ṣadrī. Dia Musa berkata, “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙ Wa yassir lī amrī. mudahkanlah untukku urusanku, وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙ Waḥlul uqdatam mil lisānī. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ Yafqahū qaulī. agar mereka mengerti perkataanku. وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ ۙ Wajal lī wazīram min ahlī. Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku, هٰرُوْنَ اَخِى ۙ Hārūna akhī. yaitu Harun, saudaraku. اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ ۙ Usydud bihī azrī. Teguhkanlah kekuatanku dengannya, وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ ۙ Wa asyrik-hu fī amrī. dan sertakan dia dalam urusanku kenabian كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيْرًا ۙ Kai nusabbiḥaka kaṡīrān. agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, وَّنَذْكُرَكَ كَثِيْرًا ۗ Wa nażkuraka kaṡīrān. dan banyak berzikir kepada-Mu. اِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيْرًا Innaka kunta binā baṣīrān. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat keadaan kami.” قَالَ قَدْ اُوْتِيْتَ سُؤْلَكَ يٰمُوْسٰى Qāla qad ūtīta su'laka yā mūsā. Allah berfirman, “Sungguh, telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa. وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً اُخْرٰىٓ ۙ Wa laqad manannā alaika marratan ukhrā. Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain sebelum ini, اِذْ اَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّكَ مَا يُوْحٰىٓ ۙ Iż auḥainā ilā ummika mā yūḥā. yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan. اَنِ اقْذِفِيْهِ فِى التَّابُوْتِ فَاقْذِفِيْهِ فِى الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّيْ وَعَدُوٌّ لَّهٗ ۗوَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘ Aniqżifīhi fit-tābūti faqżifīhi fil-yammi falyulqihil-yammu bis-sāḥili ya'khużhu aduwwul lī wa aduwwul lahū, wa alqaitu alaika maḥabbatam minnī, wa lituṣnaa alā ainī. Ilham itu adalah perintah Kami kepada ibumu, Letakkanlah dia Musa di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai Nil. Maka, biarlah arus sungai itu membawanya ke tepi. Dia akan diambil oleh Firaun musuh-Ku dan musuhnya.’ Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku. اِذْ تَمْشِيْٓ اُخْتُكَ فَتَقُوْلُ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى مَنْ يَّكْفُلُهٗ ۗفَرَجَعْنٰكَ اِلٰٓى اُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ ەۗ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنٰكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنّٰكَ فُتُوْنًا ەۗ فَلَبِثْتَ سِنِيْنَ فِيْٓ اَهْلِ مَدْيَنَ ەۙ ثُمَّ جِئْتَ عَلٰى قَدَرٍ يّٰمُوْسٰى Iż tamsyī ukhtuka fa taqūlu hal adullukum alā may yakfuluhū, fa rajanāka ilā ummika kai taqarra ainuhā wa lā taḥzana, wa qatalta nafsan fa najjaināka minal-gammi wa fatannāka futūnān, fa labiṡta sinīna fī ahli madyana, ṡumma ji'ta alā qadariy yā mūsā. Ketika saudara perempuanmu berjalan untuk mengawasi dan mengetahui berita, dia berkata kepada keluarga Firaun, Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?’ Maka, Kami mengembalikanmu kepada ibumu agar senang hatinya dan tidak bersedih. Engkau pernah membunuh seseorang tanpa sengaja lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan yang besar dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan yang berat. Lalu, engkau tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan. وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِيْۚ Wasṭanatuka linafsī. Aku telah memilihmu menjadi rasul untuk-Ku. اِذْهَبْ اَنْتَ وَاَخُوْكَ بِاٰيٰتِيْ وَلَا تَنِيَا فِيْ ذِكْرِيْۚ Iżhab anta wa akhūka bi'āyātī wa lā taniyā fī żikrī. Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda kekuasaan-Ku dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku. اِذْهَبَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۚ Iżhabā ilā firauna innahū ṭagā. Pergilah kamu berdua kepada Firaun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas. فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى Fa qūlā lahū qaulal layyinal laallahū yatażakkaru au yakhsyā. Berbicaralah kamu berdua kepadanya Firaun dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” قَالَا رَبَّنَآ اِنَّنَا نَخَافُ اَنْ يَّفْرُطَ عَلَيْنَآ اَوْ اَنْ يَّطْغٰى Qālā rabbanā innanā nakhāfu ay yafruṭa alainā au ay yaṭgā. Keduanya berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan makin melampaui batas.” قَالَ لَا تَخَافَآ اِنَّنِيْ مَعَكُمَآ اَسْمَعُ وَاَرٰى Qāla lā takhāfā innanī maakumā asmau wa arā. Dia Allah berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir! Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua. Aku mendengar dan melihat. فَأْتِيٰهُ فَقُوْلَآ اِنَّا رَسُوْلَا رَبِّكَ فَاَرْسِلْ مَعَنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ وَلَا تُعَذِّبْهُمْۗ قَدْ جِئْنٰكَ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ ۗوَالسَّلٰمُ عَلٰى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدٰى Fa'tiyāhu fa qūlā innā rasūlā rabbika fa arsil maanā banī isrā'īla, wa lā tuażżibhum, qad ji'nāka bi'āyatim mir rabbika, was-salāmu alā manittabaal-hudā. Maka, datanglah kamu berdua kepadanya Firaun dan katakanlah, Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu. Lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka. Sungguh, kami datang kepadamu dengan membawa bukti atas kerasulan kami dari Tuhanmu. Keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. اِنَّا قَدْ اُوْحِيَ اِلَيْنَآ اَنَّ الْعَذَابَ عَلٰى مَنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰى Innā qad ūḥiya ilainā annal-ażāba alā man każżaba wa tawallā. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu ditimpakan kepada siapa pun yang mendustakan para rasul dan berpaling dari tuntunannya.’” قَالَ فَمَنْ رَّبُّكُمَا يٰمُوْسٰى Qāla famar rabbukumā yā mūsā. Dia Firaun berkata, “Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?” قَالَ رَبُّنَا الَّذِيْٓ اَعْطٰى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى Qāla rabbunal-lażī aṭā kulla syai'in khalqahū ṡumma hadā. Dia Musa menjawab, “Tuhan kami ialah Tuhan yang telah menganugerahkan kepada segala sesuatu bentuk penciptaannya yang layak, kemudian memberinya petunjuk.” قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُوْنِ الْاُوْلٰى Qāla famā bālul-qurūnil-ūlā. Dia Firaun bertanya, “Bagaimana keadaan generasi terdahulu?” قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ فِيْ كِتٰبٍۚ لَا يَضِلُّ رَبِّيْ وَلَا يَنْسَىۖ Qāla ilmuhā inda rabbī fī kitābin, lā yaḍillu rabbī wa lā yansā. Dia Nabi Musa menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku di dalam sebuah Kitab Lauh Mahfuz. Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa. الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ مَهْدًا وَّسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۗ فَاَخْرَجْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْ نَّبَاتٍ شَتّٰى Al-lażī jaala lakumul-arḍa mahdaw wa salaka lakum fīhā subulaw wa anzala minas-samā'i mā'ān, fa akhrajnā bihī azwājam min nabātin syattā. Dialah Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan meratakan jalan-jalan di atasnya bagimu serta menurunkan air hujan dari langit.” Kemudian, Kami menumbuhkan dengannya air hujan itu beraneka macam tumbuh-tumbuhan. كُلُوْا وَارْعَوْا اَنْعَامَكُمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى النُّهٰى ࣖ Kulū warau anāmakum, inna fī żālika la'āyātil li'ulin-nuhā. Makanlah dan gembalakanlah hewan-hewanmu! Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal. ۞ مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى Minhā khalaqnākum wa fīhā nuīdukum wa minhā nukhrijukum tāratan ukhrā. Darinya tanah itulah Kami menciptakanmu, kepadanyalah Kami akan mengembalikanmu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkanmu pada waktu yang lain. وَلَقَدْ اَرَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَاَبٰى Wa laqad araināhu āyātinā kullahā fa każżaba wa abā. Sungguh Kami benar-benar telah memperlihatkan kepadanya Firaun tanda-tanda kebesaran Kami semuanya. Namun, dia mendustakan dan enggan menerima kebenaran. قَالَ اَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ اَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يٰمُوْسٰى Qāla aji'tanā litukhrijanā min arḍinā bisiḥrika yā mūsā. Dia Firaun berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami dengan sihirmu, wahai Musa? فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهٖ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهٗ نَحْنُ وَلَآ اَنْتَ مَكَانًا سُوًى Fa lana'tiyannaka bisiḥrim miṡlihī fajal bainanā wa bainaka mauidal lā nukhlifuhū naḥnu wa lā anta makānan suwān. Kami pun pasti akan mendatangkan sihir semacam itu kepadamu. Buatlah suatu perjanjian antara kami dan engkau untuk mengadakan pertemuan yang tidak akan kami dan engkau langgar di suatu tempat pertengahan antara kedua pihak.” قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّيْنَةِ وَاَنْ يُّحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى Qāla mauidukum yaumuz-zīnati wa ay yuḥsyaran-nāsu ḍuḥān. Dia Musa berkata, “Waktumu untuk bertemu dengan kami ialah hari raya dan hendaklah orang-orang dikumpulkan pada waktu duha.” فَتَوَلّٰى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهٗ ثُمَّ اَتٰى Fa tawallā firaunu fa jamaa kaidahū ṡumma atā. Maka, Firaun meninggalkan tempat itu, lalu mengatur tipu dayanya. Kemudian, dia datang kembali pada waktu dan tempat yang disepakati. قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍۚ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرٰى Qāla lahum mūsā wailakum lā taftarū alallāhi każiban fa yusḥitakum biażabin, wa qad khāba maniftarā. Musa berkata kepada mereka para penyihir, “Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab. Sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan.” فَتَنَازَعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَاَسَرُّوا النَّجْوٰى Fa tanāzaū amrahum bainahum wa asarrun-najwā. Mereka berbantah-bantahan tentang urusannya dan merahasiakan percakapannya. قَالُوْٓا اِنْ هٰذٰنِ لَسَاحِرٰنِ يُرِيْدَانِ اَنْ يُّخْرِجٰكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيْقَتِكُمُ الْمُثْلٰى Qālū in hāżāni lasāḥirāni yurīdāni ay yukhrijākum min arḍikum bisiḥrihimā wa yażhabā biṭarīqatikumul-muṡlā. Mereka para penyihir berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar penyihir yang hendak mengusirmu dari negerimu dengan sihir mereka berdua dan hendak melenyapkan adat kebiasaanmu yang utama. فَاَجْمِعُوْا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوْا صَفًّاۚ وَقَدْ اَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلٰى Fa ajmiū kaidakum ṡumma'tū ṣaffān, wa qad aflaḥal-yauma manistalā. Kumpulkanlah segala tipu daya sihir-mu, kemudian datanglah dalam satu barisan! Sungguh, beruntung orang yang menang pada hari ini.” قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِمَّآ اَنْ تُلْقِيَ وَاِمَّآ اَنْ نَّكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَلْقٰى Qālū yā mūsā immā an tulqiya wa immā an nakūna awwala man alqā. Mereka para penyihir berkata, “Wahai Musa, apakah engkau yang melemparkan dahulu atau kami yang lebih dahulu melemparkannya?” قَالَ بَلْ اَلْقُوْاۚ فَاِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ اِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ اَنَّهَا تَسْعٰى Qāla bal alqū, fa iżā ḥibāluhum wa iṣiyyuhum yukhayyalu ilaihi min siḥrihim annahā tasā. Dia Musa berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Tiba-tiba tali-temali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya Musa seakan-akan ia ular-ular itu merayap cepat karena sihir mereka. فَاَوْجَسَ فِيْ نَفْسِهٖ خِيْفَةً مُّوْسٰى Fa aujasa fī nafsihī khīfatam mūsā. Maka, terlintaslah dalam hati Musa perasaan takut. قُلْنَا لَا تَخَفْ اِنَّكَ اَنْتَ الْاَعْلٰى Qulnā lā takhaf innaka antal-alā. Kami berfirman, “Jangan takut! Sesungguhnya engkaulah yang paling unggul. وَاَلْقِ مَا فِيْ يَمِيْنِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوْاۗ اِنَّمَا صَنَعُوْا كَيْدُ سٰحِرٍۗ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ اَتٰى Wa alqi mā fī yamīnika talqaf mā ṣanaū, innamā ṣanaū kaidu sāḥirin, wa lā yufliḥus-sāḥiru ḥaiṡu atā. Lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya penyihir belaka. Tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun ia datang.” فَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ هٰرُوْنَ وَمُوْسٰى Fa ulqiyas-saḥaratu sujjadan qālū āmannā birabbi hārūna wa mūsā. Lalu, para penyihir itu merunduk sujud seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhannya Harun dan Musa.” قَالَ اٰمَنْتُمْ لَهٗ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۗ اِنَّهٗ لَكَبِيْرُكُمُ الَّذِيْ عَلَّمَكُمُ السِّحْرَۚ فَلَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمْ فِيْ جُذُوْعِ النَّخْلِۖ وَلَتَعْلَمُنَّ اَيُّنَآ اَشَدُّ عَذَابًا وَّاَبْقٰى Qāla āmantum lahū qabla an āżana lakum, innahū lakabīrukumul-lażī allamakumus-siḥra, fa la'uqaṭṭianna aidiyakum wa arjulakum min khilāfiw wa la'uṣallibannakum fī jużūin-nakhli, wa latalamunna ayyunā asyaddu ażābaw wa abqā. Dia Firaun berkata, “Apakah kamu beriman kepadanya Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Sungguh, akan kupotong tangan-tangan dan kaki-kakimu secara bersilang dan sungguh, akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma. Sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih keras dan lebih kekal siksaannya.” قَالُوْا لَنْ نُّؤْثِرَكَ عَلٰى مَا جَاۤءَنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالَّذِيْ فَطَرَنَا فَاقْضِ مَآ اَنْتَ قَاضٍۗ اِنَّمَا تَقْضِيْ هٰذِهِ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا ۗ Qālū lan nu'ṡiraka alā mā jā'anā minal-bayyināti wal-lażī faṭaranā faqḍi mā anta qāḍin, innamā taqḍī hāżihil-ḥayātad-dun-yā. Mereka para penyihir berkata, “Kami tidak akan mengutamakanmu daripada bukti-bukti nyata mukjizat yang telah datang kepada kami melalui Musa dan daripada Allah yang telah menciptakan kami. Putuskanlah apa yang hendak engkau putuskan! Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan perkara dalam kehidupan dunia ini. اِنَّآ اٰمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطٰيٰنَا وَمَآ اَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِۗ وَاللّٰهُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى Innā āmannā birabbinā liyagfira lanā khaṭāyānā wa mā akrahtanā alaihi minas-siḥri, wallāhu khairuw wa abqā. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami agar Dia mengampuni semua kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Allah lebih baik dan lebih kekal.” اِنَّهٗ مَنْ يَّأْتِ رَبَّهٗ مُجْرِمًا فَاِنَّ لَهٗ جَهَنَّمَ ۗ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰى Innahū may ya'ti rabbahū mujriman fa inna lahū jahannama, lā yamūtu fīhā wa lā yaḥyā. Sesungguhnya siapa yang datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, disediakan baginya neraka Jahanam. Dia tidak mati sehingga terhindar dari azab di dalamnya dan tidak pula hidup dengan layak dan nyaman. وَمَنْ يَّأْتِهٖ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصّٰلِحٰتِ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الدَّرَجٰتُ الْعُلٰى ۙ Wa may ya'tihī mu'minan qad amilaṣ-ṣāliḥāti fa ulā'ika lahumud-darajātul-ulā. Siapa yang datang kepada-Nya dalam keadaan beriman dan telah beramal saleh, mereka itulah orang-orang yang memperoleh derajat yang tinggi mulia, جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗوَذٰلِكَ جَزَاۤءُ مَنْ تَزَكّٰى ࣖ Jannātu adnin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, wa żālika jazā'u man tazakkā. yaitu surga-surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah balasan bagi orang yang menyucikan diri. وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰى Wa laqad auḥainā ilā mūsā an asri biibādī faḍrib lahum ṭarīqan fil-baḥri yabasān, lā takhāfu darakaw wa lā takhsyā. Sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama hamba-hamba-Ku Bani Israil pada malam hari dan pukullah laut itu untuk menjadi jalan yang kering bagi mereka tanpa rasa takut akan tersusul dan tanpa rasa khawatir akan tenggelam.” فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُوْدِهٖ فَغَشِيَهُمْ مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ۗ Fa atbaahum firaunu bijunūdihī fa gasyiyahum minal-yammi mā gasyiyahum. Firaun dengan bala tentaranya lalu mengejar mereka Musa dan pengikutnya, tetapi mereka Firaun dengan bala tentaranya digulung ombak laut yang dahsyat sehingga menenggelamkan mereka. وَاَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهٗ وَمَا هَدٰى Wa aḍalla firaunu qaumahū wa mā hadā. Firaun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi mereka petunjuk. يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ قَدْ اَنْجَيْنٰكُمْ مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوٰعَدْنٰكُمْ جَانِبَ الطُّوْرِ الْاَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى Yā banī isrā'īla qad anjainākum min aduwwikum wa wāadnākum jānibaṭ-ṭūril-aimana wa nazzalnā alaikumul-mannā was-salwā. Wahai Bani Israil, sungguh Kami telah menyelamatkanmu dari musuhmu, mengadakan perjanjian denganmu untuk bermunajat di sebelah kanan gunung itu gunung Sinai, dan menurunkan kepadamu manna dan salwa. كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْۙ وَلَا تَطْغَوْا فِيْهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِيْۚ وَمَنْ يَّحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِيْ فَقَدْ هَوٰى Kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa lā taṭgau fīhi fa yaḥilla alaikum gaḍabī, wa may yaḥlil alaihi gaḍabī faqad hawā. Makanlah sebagian yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami anugerahkan kepadamu. Janganlah melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku akan menimpamu. Siapa yang ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh binasalah dia. وَاِنِّيْ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى Wa innī lagaffārul liman tāba wa āmana wa amila ṣāliḥan ṡummahtadā. Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk. ۞ وَمَآ اَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يٰمُوْسٰى Wa mā ajalaka an qaumika yā mūsā. Allah berfirman, “Apa yang membuat engkau datang ke gunung Sinai lebih cepat sehingga meninggalkan kaummu, wahai Musa?” قَالَ هُمْ اُولَاۤءِ عَلٰٓى اَثَرِيْ وَعَجِلْتُ اِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضٰى Qāla hum ulā'i alā aṡarī wa ajiltu ilaika rabbi litarḍā. Musa berkata, “Itu mereka sedang menyusulku dan aku bersegera kepada-Mu, ya Tuhanku, agar Engkau rida.” قَالَ فَاِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنْۢ بَعْدِكَ وَاَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ Qāla fa innā qad fatannā qaumaka mim badika wa aḍallahumus-sāmiriyyu. Dia Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami benar-benar telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan dan Samiri telah menyesatkan mereka.” فَرَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًا ەۚ قَالَ يٰقَوْمِ اَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا ەۗ اَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ اَمْ اَرَدْتُّمْ اَنْ يَّحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَخْلَفْتُمْ مَّوْعِدِيْ Fa rajaa mūsā ilā qaumihī gaḍbāna asifān, qāla yā qaumi alam yaidkum rabbukum wadan ḥasanān, afaṭāla alaikumul-ahdu am arattum ay yaḥilla alaikum gaḍabum mir rabbikum fa akhlaftum mauidī. Lalu, Musa kembali kepada kaumnya dalam keadaan marah lagi sedih. Dia berkata, “Wahai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Apakah masa perjanjian itu terlalu lama bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu sehingga kamu melanggar perjanjianmu denganku?” قَالُوْا مَآ اَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلٰكِنَّا حُمِّلْنَآ اَوْزَارًا مِّنْ زِيْنَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنٰهَا فَكَذٰلِكَ اَلْقَى السَّامِرِيُّ ۙ Qālū mā akhlafnā mauidaka bimalkinā wa lākinnā ḥummilnā auzāram min zīnatil-qaumi fa qażafnāhā fa każālika alqas-sāmiriyyu. Mereka berkata, “Kami tidak melanggar perjanjian dengan-mu atas kemauan kami sendiri. Akan tetapi, kami harus membawa beban berat berupa perhiasan kaum Firaun itu. Kami kemudian melemparkannya ke dalam perapian dan demikian pula Samiri melemparkannya. فَاَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهٗ خُوَارٌ فَقَالُوْا هٰذَآ اِلٰهُكُمْ وَاِلٰهُ مُوْسٰى ەۙ فَنَسِيَ ۗ Fa akhraja lahum ijlan jasadal lahū khuwārun fa qālū hāżā ilāhukum wa ilāhu mūsā, fa nasiya. Dari perapian itu kemudian dia Samiri mengeluarkan untuk mereka patung berwujud anak sapi yang bersuara. Mereka lalu berkata, “Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi dia Musa telah lupa bahwa Tuhannya di sini.” اَفَلَا يَرَوْنَ اَلَّا يَرْجِعُ اِلَيْهِمْ قَوْلًا ەۙ وَّلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا ࣖ Afalā yarauna allā yarjiu ilaihim qaulān, wa lā yamliku lahum ḍarraw wa lā nafān. Maka, tidakkah mereka memperhatikan bahwa patung anak sapi itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka dan tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada mereka? وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هٰرُوْنُ مِنْ قَبْلُ يٰقَوْمِ اِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهٖۚ وَاِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمٰنُ فَاتَّبِعُوْنِيْ وَاَطِيْعُوْٓا اَمْرِيْ Wa laqad qāla lahum hārūnu min qablu yā qaumi innamā futintum bihī, wa inna rabbakumur-raḥmānu fattabiūnī wa aṭīū amrī. Sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengannya patung anak sapi dan sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah Yang Maha Pengasih. Maka, ikutilah aku dan taatilah perintahku.” قَالُوْا لَنْ نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عٰكِفِيْنَ حَتّٰى يَرْجِعَ اِلَيْنَا مُوْسٰى Qālū lan nabraḥa alaihi ākifīna ḥattā yarjia ilainā mūsā. Mereka menjawab, “Kami tidak akan meninggalkannya patung anak sapi dan tetap akan menyembahnya sampai Musa kembali kepada kami.” قَالَ يٰهٰرُوْنُ مَا مَنَعَكَ اِذْ رَاَيْتَهُمْ ضَلُّوْٓا ۙ Qāla yā hārūnu mā manaaka iż ra'aitahum ḍallū. Dia Musa berkata, “Wahai Harun, apa yang menghalangimu, ketika engkau melihat mereka telah sesat, اَلَّا تَتَّبِعَنِۗ اَفَعَصَيْتَ اَمْرِيْ Allā tattabiani, afa aṣaita amrī. dari mengikuti dan menyusul-ku? Apakah engkau sengaja melanggar perintahku?” قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِيْ وَلَا بِرَأْسِيْۚ اِنِّيْ خَشِيْتُ اَنْ تَقُوْلَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِيْ Qāla yabna'umma lā ta'khuż biliḥyatī wa lā bira'sī, innī khasyītu an taqūla farraqta baina banī isrā'īla wa lam tarqub qaulī. Dia Harun menjawab, “Wahai putra ibuku, janganlah engkau tarik janggutku dan jangan pula engkau jambak rambut kepalaku. Sesungguhnya aku khawatir engkau akan berkata kepadaku, Engkau telah memecah belah Bani Israil dan tidak memelihara amanatku.’” قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يٰسَامِرِيُّ Qāla famā khaṭbuka yā sāmiriyyu. Dia Musa berkata, “Apa yang mendorongmu berbuat demikian, wahai Samiri?” قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوْا بِهٖ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ اَثَرِ الرَّسُوْلِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذٰلِكَ سَوَّلَتْ لِيْ نَفْسِيْ Qāla baṣurtu bimā lam yabṣurū bihī fa qabaḍtu qabḍatam min aṡarir-rasūli fa nabażtuhā wa każālika sawwalat lī nafsī. Dia Samiri menjawab, “Aku melihat sesuatu yang tidak mereka lihat. Kemudian, aku ambil segenggam tanah bekas jejak rasul Jibril lalu aku lemparkan ke dalam mulut patung anak sapi. Demikianlah nafsuku membujukku.” قَالَ فَاذْهَبْ فَاِنَّ لَكَ فِى الْحَيٰوةِ اَنْ تَقُوْلَ لَا مِسَاسَۖ وَاِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّنْ تُخْلَفَهٗۚ وَانْظُرْ اِلٰٓى اِلٰهِكَ الَّذِيْ ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۗ لَنُحَرِّقَنَّهٗ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهٗ فِى الْيَمِّ نَسْفًا Qāla fażhab fa inna laka fil-ḥayāti an taqūla lā misāsa, wa inna laka mauidal lan tukhlafahū, wanẓur ilā ilāhikal-lażī ẓalta alaihi ākifān, lanuḥarriqannahū ṡumma lanansifannahū fil-yammi nasfān. Dia Musa berkata kepada Samiri, “Pergilah kau! Sesungguhnya di dalam kehidupan dunia engkau hanya dapat mengatakan, Jangan sentuh aku.’ Engkau pasti mendapat hukuman yang telah dijanjikan di akhirat yang tidak akan dapat engkau hindari. Lihatlah tuhanmu itu yang tetap engkau sembah. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkan abu-nya ke laut.” اِنَّمَآ اِلٰهُكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا Innamā ilāhukumullāhul-lażī lā ilāha illā huwa, wasia kulla syai'in ilmān. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yang tidak ada tuhan selain Dia. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. كَذٰلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ مَا قَدْ سَبَقَۚ وَقَدْ اٰتَيْنٰكَ مِنْ لَّدُنَّا ذِكْرًا ۚ Każālika naquṣṣu alaika min ambā'i mā sabaqa, wa qad ātaināka mil ladunnā żikrān. Demikianlah Kami kisahkan kepadamu Nabi Muhammad sebagian kisah umat yang terdahulu dan sungguh, telah Kami anugerahkan kepadamu suatu peringatan Al-Qur’an dari sisi Kami. مَنْ اَعْرَضَ عَنْهُ فَاِنَّهٗ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وِزْرًا Man araḍa anhu fa innahū yaḥmilu yaumal-qiyāmati wizrān. Siapa yang berpaling darinya Al-Qur’an, sesungguhnya dia akan memikul beban yang berat dosa pada hari Kiamat. خٰلِدِيْنَ فِيْهِ ۗوَسَاۤءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ حِمْلًاۙ Khālidīna fīhi, wa sā'a lahum yaumal-qiyāmati ḥimlān. Mereka kekal di dalamnya. Sangat buruklah beban dosa itu bagi mereka pada hari Kiamat, يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِيْنَ يَوْمَىِٕذٍ زُرْقًا ۖ Yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri wa naḥsyurul-mujrimīna yauma'iżin zurqān. yaitu pada hari ketika sangkakala ditiup. Pada hari itu Kami kumpulkan para pendurhaka dengan wajah pucat penuh ketakutan. يَّتَخَافَتُوْنَ بَيْنَهُمْ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا عَشْرًا Yatakhāfatūna bainahum il labiṡtum illā asyrān. Mereka berbisik satu sama lain, “Kamu tinggal di dunia tidak lebih dari sepuluh hari.” نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَقُوْلُوْنَ اِذْ يَقُوْلُ اَمْثَلُهُمْ طَرِيْقَةً اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا يَوْمًا ࣖ Naḥnu alamu bimā yaqūlūna iż yaqūlu amṡaluhum ṭarīqatan il labiṡtum illā yaumān. Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling lurus jalannya mengatakan, “Kamu tinggal di dunia tidak lebih dari sehari saja.” وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّيْ نَسْفًا ۙ Wa yas'alūnaka anil-jibāli fa qul yansifuhā rabbī nasfān. Mereka bertanya kepadamu Nabi Muhammad tentang gunung-gunung, maka katakanlah, “Tuhanku akan menghancurkannya pada hari Kiamat sehancur-hancurnya, فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا ۙ Fa yażaruhā qāan ṣafṣafān. kemudian Dia akan menjadikan bekas gunung-gunung itu dataran yang terhampar rata. لَّا تَرٰى فِيْهَا عِوَجًا وَّلَآ اَمْتًا ۗ Lā tarā fīhā iwajaw wa lā amtān. Engkau tidak akan melihat lagi dataran rendah dan dataran tinggi di sana.” يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗ ۚوَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًا Yauma'iżiy yattabiūnad-dāiya lā iwaja lahū, wa khasyaatil-aṣwātu lir-raḥmāni falā tasmau illā hamsān. Pada hari itu mereka mengikuti panggilan penyeru Israfil tanpa berbelok-belok. Semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik. يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهٗ قَوْلًا Yauma'iżil lā tanfausy-syafāatu illā man ażina lahur-raḥmānu wa raḍiya lahū qaulān. Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Yang Maha Pengasih dan yang diridai perkataannya. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِهٖ عِلْمًا Yalamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum wa lā yuḥīṭūna bihī ilmān. Dia Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka yang akan terjadi dan apa yang di belakang mereka yang telah terjadi, sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi-Nya. ۞ وَعَنَتِ الْوُجُوْهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّوْمِۗ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا Wa anatil-wujūhu lil-ḥayyil-qayyūmi, wa qad khāba man ḥamala ẓulmān. Semua wajah tertunduk di hadapan Allah Yang Mahahidup lagi Maha Mengurus. Sungguh rugi orang yang membawa kezaliman. وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخٰفُ ظُلْمًا وَّلَا هَضْمًا Wa may yamal minaṣ-ṣāliḥāti wa huwa mu'minun falā yakhāfu ẓulmaw wa lā haḍmān. Siapa yang mengerjakan kebajikan dan dia dalam keadaan beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim terhadapnya dan tidak pula khawatir akan pengurangan haknya. وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا وَّصَرَّفْنَا فِيْهِ مِنَ الْوَعِيْدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ اَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا Wa każālika anzalnāhu qur'ānan arabiyyaw wa ṣarrafnā fīhi minal-waīdi laallahum yattaqūna au yuḥdiṡu lahum żikrān. Demikianlah, Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab dan Kami telah menjelaskan berulang-ulang di dalamnya sebagian dari ancaman agar mereka bertakwa atau agar Al-Qur’an itu memberi pengajaran bagi mereka. فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا Fa taālallāhul-malikul-ḥaqqu, wa lā tajal bil-qur'āni min qabli ay yuqḍā ilaika waḥyuhū, wa qur rabbi zidnī ilmān. Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Janganlah engkau Nabi Muhammad tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum selesai pewahyuannya kepadamu dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” وَلَقَدْ عَهِدْنَآ اِلٰٓى اٰدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهٗ عَزْمًا ࣖ Wa laqad ahidnā ilā ādama min qablu fa nasiya wa lam najid lahū azmān. Sungguh telah Kami perintahkan Adam dahulu agar tidak mendekati pohon keabadian, tetapi dia lupa dan Kami tidak mendapati padanya tekad yang kuat untuk menjauhi larangan. وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَ اَبٰى ۗ Wa iż qulnā lil-malā'ikatisjudū li'ādama fa sajadū illā iblīsa abā. Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Mereka pun sujud, tetapi Iblis enggan. Dia menolak. فَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اِنَّ هٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقٰى Fa qulnā yā ādamu inna hāżā aduwwul laka wa lizaujika falā yukhrijannakumā minal-jannati fa tasyqā. Kemudian Kami berfirman, “Wahai Adam, sesungguhnya Iblis inilah musuh bagimu dan bagi istrimu. Maka, sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua dari surga. Kelak kamu akan menderita. اِنَّ لَكَ اَلَّا تَجُوْعَ فِيْهَا وَلَا تَعْرٰى ۙ Inna laka allā tajūa fīhā wa lā tarā. Sesungguhnya ada jaminan untukmu bahwa di sana engkau tidak akan kelaparan dan tidak akan telanjang. وَاَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا فِيْهَا وَلَا تَضْحٰى Wa annaka lā taẓma'u fīhā wa lā taḍḥā. Sesungguhnya di sana pun engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa terik matahari.” فَوَسْوَسَ اِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَالَ يٰٓاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى Fa waswasa ilaihisy-syaiṭānu qāla yā ādamu hal adulluka alā syajaratil-khuldi wa mulkil lā yablā. Maka, setan membisikkan pikiran jahat kepadanya. Ia berkata, “Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi keabadian dan kerajaan yang tidak akan binasa?” فَاَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۚ وَعَصٰىٓ اٰدَمُ رَبَّهٗ فَغَوٰى ۖ Fa akalā minhā fa badat lahumā sau'ātuhumā wa ṭafiqā yakhṣifāni alaihimā miw waraqil-jannahti, wa aṣā ādamu rabbahū fa gawā. Lalu, mereka berdua memakannya sehingga tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di surga. Adam telah melanggar perintah Tuhannya dan khilaflah dia. ثُمَّ اجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدٰى Ṡummajtabāhu rabbuhū fa tāba alaihi wa hadā. Tuhannya kemudian memilihnya menjadi rasul. Maka, Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيْعًاۢ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚفَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى ەۙ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰى Qālahbiṭā minhā jamīam baḍukum libaḍin aduwwun, fa immā ya'tiyannakum minnī hudān, fa manittabaa hudāya falā yaḍillu wa lā yasyqā. Dia Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama. Sebagian kamu Adam dan keturunannya menjadi musuh bagi yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, ketahuilah bahwa siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى Wa man araḍa an żikrī fa inna lahū maīsyatan ḍankaw wa naḥsyuruhū yaumal-qiyāmati amā. Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِيْٓ اَعْمٰى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيْرًا Qāla rabbi lima ḥasyartanī amā wa qad kuntu baṣīrān. Dia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal sungguh dahulu aku dapat melihat?” قَالَ كَذٰلِكَ اَتَتْكَ اٰيٰتُنَا فَنَسِيْتَهَاۚ وَكَذٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسٰى Qāla każālika atatka āyātunā fa nasītahā, wa każālikal-yauma tunsā. Dia Allah berfirman, “Memang seperti itulah balasanmu. Dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu engkau mengabaikannya. Begitu pula pada hari ini engkau diabaikan.” وَكَذٰلِكَ نَجْزِيْ مَنْ اَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْۢ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖۗ وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَشَدُّ وَاَبْقٰى Wa każālika najzī man asrafa wa lam yu'mim bi'āyāti rabbihī, wa laażābul-ākhirati asyaddu wa abqā. Demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya pada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. اَفَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ يَمْشُوْنَ فِيْ مَسٰكِنِهِمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى النُّهٰى ࣖ Afalam yahdi lahum kam ahlaknā qablahum minal-qurūni yamsyūna fī masākinihim, inna fī żālika la'āyātil li'ulin nuhā. Tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka orang-orang musyrik tentang berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal mereka melewati bekas-bekas tempat tinggal mereka generasi itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامًا وَّاَجَلٌ مُّسَمًّى ۗ Wa lau lā kalimatun sabaqat mir rabbika lakāna lizāmaw wa ajalum musammān. Seandainya tidak ada suatu ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu serta tidak ada ajal yang telah ditentukan bagi mereka, pastilah siksaan itu langsung menimpa mereka. فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚوَمِنْ اٰنَاۤئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى Faṣbir alā mā yaqūlūna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulūisy-syamsi wa qabla gurūbihā, wa min ānā'il-laili fa sabbiḥ wa aṭrāfan-nahāri laallaka tarḍā. Maka, bersabarlah engkau Nabi Muhammad atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. Bertasbihlah pula pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang. وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى Wa lā tamuddanna ainaika ilā mā mattanā bihī azwājam minhum zahratal-ḥayātid-dun-yā, linaftinahum fīhi, wa rizqu rabbika khairuw wa abqā. Janganlah sekali-kali engkau tujukan pandangan matamu pada kenikmatan yang telah Kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan kesenangan itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal. وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى Wa'mur ahlaka biṣ-ṣalāti waṣṭabir alaihā, lā nas'aluka rizqān, naḥnu narzuquka, wal-āqibatu lit-taqwā. Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan yang baik di dunia dan akhirat adalah bagi orang yang bertakwa. وَقَالُوْا لَوْلَا يَأْتِيْنَا بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖۗ اَوَلَمْ تَأْتِهِمْ بَيِّنَةُ مَا فِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰى Wa qālū lau lā ya'tīnā bi'āyatim mir rabbihī, awalam ta'tihim bayyinatu mā fiṣ-ṣuḥufil-ūlā. Mereka berkata, “Mengapa dia Nabi Muhammad tidak membawa tanda mukjizat kepada kami dari Tuhannya?” Bukankah telah datang kepada mereka bukti nyata yang tersebut di dalam kitab-kitab terdahulu? وَلَوْ اَنَّآ اَهْلَكْنٰهُمْ بِعَذَابٍ مِّنْ قَبْلِهٖ لَقَالُوْا رَبَّنَا لَوْلَآ اَرْسَلْتَ اِلَيْنَا رَسُوْلًا فَنَتَّبِعَ اٰيٰتِكَ مِنْ قَبْلِ اَنْ نَّذِلَّ وَنَخْزٰى Wa lau annā ahlaknāhum biażābim min qablihī laqālū rabbanā lau lā arsalta ilainā rasūlan fa nattabia āyātika min qabli an nażilla wa nakhzā. Seandainya Kami binasakan mereka dengan suatu siksaan sebelum bukti itu datang, tentulah mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah?” قُلْ كُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوْاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ اَصْحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِيِّ وَمَنِ اهْتَدٰى ࣖ ۔ Qul kullum mutarabbiṣun fa tarabbaṣū, fa satalamūna man aṣḥābuṣ-ṣirāṭis-sawiyyi wa manihtadā. Katakanlah Nabi Muhammad, “Setiap kita menanti, maka menantilah! Kelak kamu akan mengetahui siapa yang berada di jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk.”
Ayat38 dan 39 menunjukkan bahwa manusia dan jin terbagi dua ada yang berbahagia dan ada yang celaka, di masing-masing ayat tersebut disebutkan sifat golongan yang berbahagia dan golongan yang celaka serta amalan yang menjadi sebabnya, demikian juga menunjukkan bahwa jin dan manusia sama dalam hal pahala dan siksa serta dalam hal kewajiban menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Tulisan atau Teks Latin Surat Thaahaa. Surat yang ke-20 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 135 ayat. Baca juga surat Thaahaa teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Thaahaa – طه 1. thaa-haa 2. maa anzalnaa alayka alqur-aana litasyqaa 3. illaa tadzkiratan liman yakhsyaa 4. tanziilan mimman khalaqa al-ardha waalssamaawaati al’ulaa 5. alrrahmaanu alaa al’arsyi istawaa 6. lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wamaa baynahumaa wamaa tahta altstsaraa 7. wa-in tajhar bialqawli fa-innahu ya’lamu alssirra wa-akhfaa 8. allaahu laa ilaaha illaa huwa lahu al-asmaau alhusnaa 9. wahal ataaka hadiitsu muusaa 10. idz raaa naaran faqaala li-ahlihi umkutsuu innii aanastu naaran la’allii aatiikum minhaa biqabasin aw ajidu alaa alnnaari hudaan 11. falammaa ataahaa nuudiya yaa muusaa 12. innii anaa rabbuka faikhla’ na’layka innaka bialwaadi almuqaddasi thuwaan 13. wa-anaa ikhtartuka faistami’ limaa yuuhaa 14. innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau’budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii 15. inna alssaa’ata aatiyatun akaadu ukhfiihaa litujzaa kullu nafsin bimaa tas’aa 16. falaa yashuddannaka anhaa man laa yu/minu bihaa waittaba’a hawaahu fatardaa 17. wamaa tilka biyamiinika yaa muusaa 18. qaala hiya ashaaya atawakkau alayhaa wa-ahusysyu bihaa alaa ghanamii waliya fiihaa maaaribu ukhraa 19. qaala alqihaa yaa muusaa 20. fa-alqaahaa fa-idzaa hiya hayyatun tas’aa 21. qaala khudzhaa walaa takhaf sanu’iiduhaa siiratahaa al-uulaa 22. waudhmum yadaka ilaa janaahika takhruj baydhaa-a min ghayri suu-in aayatan ukhraa 23. linuriyaka min aayaatinaa alkubraa 24. idzhab ilaa fir’awna innahu thaghaa 25. qaala rabbi isyrah lii shadrii 26. wayassir lii amrii 27. wauhlul uqdatan min lisaanii 28. yafqahuu qawlii 29. Waj’allii waziiran min ahlii 30. haaruuna akhii 31. usydud bihi azrii 32. wa-asyrik-hu fii amrii 33. kay nusabbihaka katsiiraan 34. wanadzkuraka katsiiraan 35. innaka kunta binaa bashiiraan 36. qaala qad uutiita su/laka yaa muusaa 37. walaqad manannaa alayka marratan ukhraa 38. idz awhaynaa ilaa ummika maa yuuhaa 39. ani iqdzifiihi fii alttaabuuti faiqdzifiihi fii alyammi falyulqihi alyammu bialssaahili ya/khudzhu aduwwun lii wa’aduwwun lahu wa-alqaytu alayka mahabbatan minnii walitushna’a alaa aynii 40. idz tamsyii ukhtuka fataquulu hal adullukum alaa man yakfuluhu faraja’naaka ilaa ummika kay taqarra aynuhaa walaa tahzana waqatalta nafsan fanajjaynaaka mina alghammi wafatannaaka futuunan falabitsta siniina fii ahli madyana tsumma ji/ta alaa qadarin yaa muusaa 41. waisthana’tuka linafsii 42. idzhab anta wa-akhuuka bi-aayaatii walaa taniyaa fii dzikrii 43. idzhabaa ilaa fir’awna innahu thaghaa 44. faquulaa lahu qawlan layyinan la’allahu yatadzakkaru aw yakhsyaa 45. qaalaa rabbanaa innanaa nakhaafu an yafrutha alaynaa aw an yathghaa 46. qaala laa takhaafaa innanii ma’akumaa asma’u wa-araa 47. fa/tiyaahu faquulaa innaa rasuulaa rabbika fa-arsil ma’anaa banii israa-iila walaa tu’adzdzibhum qad ji/naaka bi-aayatin min rabbika waalssalaamu alaa mani ittaba’a alhudaa 48. innaa qad uuhiya ilaynaa anna al’adzaaba alaa man kadzdzaba watawallaa 49. qaala faman rabbukumaa yaa muusaa 50. qaala rabbunaa alladzii a’thaa kulla syay-in khalqahu tsumma hadaa 51. qaala famaa baalu alquruuni al-uulaa 52. qaala ilmuhaa inda rabbii fii kitaabin laa yadhillu rabbii walaa yansaa 53. alladzii ja’ala lakumu al-ardha mahdan wasalaka lakum fiihaa subulan wa-anzala mina alssamaa-i maa-an fa-akhrajnaa bihi azwaajan min nabaatin syattaa 54. kuluu wair’aw an’aamakum inna fii dzaalika laaayaatin li-ulii alnnuhaa 55. minhaa khalaqnaakum wafiihaa nu’iidukum waminhaa nukhrijukum taaratan ukhraa 56. walaqad araynaahu aayaatinaa kullahaa fakadzdzaba wa-abaa 57. qaala aji/tanaa litukhrijanaa min ardhinaa bisihrika yaa muusaa 58. falana/tiyannaka bisihrin mitslihi faij’al baynanaa wabaynaka maw’idan laa nukhlifuhu nahnu walaa anta makaanan suwaan 59. qaala maw’idukum yawmu alzziinati wa-an yuhsyara alnnaasu dhuhaan 60. fatawallaa fir’awnu fajama’a kaydahu tsumma ataa 61. qaala lahum muusaa waylakum laa taftaruu alaa allaahi kadziban fayushitakum bi’adzaabin waqad khaaba mani iftaraa 62. fatanaaza’uu amrahum baynahum wa-asarruu alnnajwaa 63. qaaluu in haadzaani lasaahiraani yuriidaani an yukhrijaakum min ardhikum bisihrihimaa wayadzhabaa bithariiqatikumu almutslaa 64. fa-ajmi’uu kaydakum tsumma i/tuu shaffan waqad aflaha alyawma mani ista’laa 65. qaaluu yaa muusaa immaa an tulqiya wa-immaa an nakuuna awwala man alqaa 66. qaala bal alquu fa-idzaa hibaaluhum wa’ishiyyuhum yukhayyalu ilayhi min sihrihim annahaa tas’aa 67. fa-awjasa fii nafsihi khiifatan muusaa 68. qulnaa laa takhaf innaka anta al-a’laa 69. wa-alqi maa fii yamiinika talqaf maa shana’uu innamaa shana’uu kaydu saahirin walaa yuflihu alssaahiru haytsu ataa 70. faulqiya alssaharatu sujjadan qaaluu aamannaa birabbi haaruuna wamuusaa 71. qaala aamantum lahu qabla an aadzana lakum innahu lakabiirukumu alladzii allamakumu alssihra falauqaththhi’anna aydiyakum wa-arjulakum min khilaafin walaushallibannakum fii judzuu’i alnnakhli walata’lamunna ayyunaa asyaddu adzaaban wa-abqaa 72. qaaluu lan nu/tsiraka alaa maa jaa-anaa mina albayyinaati waalladzii fatharanaa faiqdhi maa anta qaadin innamaa taqdhii haadzihi alhayaata alddunyaa 73. innaa aamannaa birabbinaa liyaghfira lanaa khathaayaanaa wamaa akrahtanaa alayhi mina alssihri waallaahu khayrun wa-abqaa 74. innahu man ya/ti rabbahu mujriman fa-inna lahu jahannama laa yamuutu fiihaa walaa yahyaa 75. waman ya/tihi mu/minan qad amila alshshaalihaati faulaa-ika lahumu alddarajaatu al’ulaa 76. jannaatu aadnin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wadzaalika jazaau man tazakkaa 77. walaqad awhaynaa ilaa muusaa an asri bi’ibaadii faidhrib lahum thariiqan fii albahri yabasan laa takhaafu darakan walaa takhsyaa 78. fa-atba’ahum fir’awnu bijunuudihi faghasyiyahum mina alyammi maa ghasyiyahum 79. wa-adhalla fir’awnu qawmahu wamaa hadaa 80. yaa banii israa-iila qad anjaynaakum min aduwwikum wawaa’adnaakum jaaniba alththhuuri al-aymana wanazzalnaa alaykumu almanna waalssalwaa 81. kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum walaa tathghaw fiihi fayahilla alaykum ghadhabii waman yahlil alayhi ghadhabii faqad hawaa 82. wa-innii laghaffaarun liman taaba waaamana wa’amila shaalihan tsumma ihtadaa 83. wamaa a’jalaka an qawmika yaa muusaa 84. qaala hum ulaa-i alaa atsarii wa’ajiltu ilayka rabbi litardaa 85. qaala fa-innaa qad fatannaa qawmaka min ba’dika wa-adhallahumu alssaamiriyyu 86. faraja’a muusaa ilaa qawmihi ghadhbaana asifan qaala yaa qawmi alam ya’idkum rabbukum wa’dan hasanan afathaala alaykumu al’ahdu am aradtum an yahilla alaykum ghadhabun min rabbikum fa-akhlaftum maw’idii 87. qaaluu maa akhlafnaa maw’idaka bimalkinaa walaakinnaa hummilnaa awzaaran min ziinati alqawmi faqadzafnaahaa fakadzaalika alqaa alssaamiriyyu 88. fa-akhraja lahum ijlan jasadan lahu khuwaarun faqaaluu haadzaa ilaahukum wa-ilaahu muusaa fanasiya 89. afalaa yarawna allaa yarji’u ilayhim qawlan walaa yamliku lahum dharran walaa naf’aan 90. walaqad qaala lahum haaruunu min qablu yaa qawmi innamaa futintum bihi wa-inna rabbakumu alrrahmaanu faittabi’uunii wa-athii’uu amrii 91. qaaluu lan nabraha alayhi aakifiina hattaa yarji’a ilaynaa muusaa 92. qaala yaa haaruunu maa mana’aka idz ra-aytahum dhalluu 93. allaa tattabi’ani afa’ashayta amrii 94. qaala yabnaumma laa ta/khudz bilihyatii walaa bira/sii innii khasyiitu an taquula farraqta bayna banii israa-iila walam tarqub qawlii 95. qaala famaa khathbuka yaa saamiriyyu 96. qaala bashurtu bimaa lam yabshuruu bihi faqabadhtu qabdhatan min atsari alrrasuuli fanabadztuhaa wakadzaalika sawwalat lii nafsii 97. qaala faidzhab fa-inna laka fii alhayaati an taquula laa misaasa wa-inna laka maw’idan lan tukhlafahu waunzhur ilaa ilaahika alladzii zhalta alayhi aakifan lanuharriqannahu tsumma lanansifannahu fii alyammi nasfaan 98. innamaa ilaahukumu allaahu alladzii laa ilaaha illaa huwa wasi’a kulla syay-in ilmaan 99. kadzaalika naqushshu alayka min anbaa-i maa qad sabaqa waqad aataynaaka min ladunnaa tsikran 100. man a’radha anhu fa-innahu yahmilu yawma alqiyaamati wizraan 101. khaalidiina fiihi wasaa-a lahum yawma alqiyaamati himlaan 102. yawma yunfakhu fii alshshuuri wanahsyuru almujrimiina yawma-idzin zurqaan 103. yatakhaafatuuna baynahum in labitstum illaa asyraan 104. nahnu a’lamu bimaa yaquuluuna idz yaquulu amtsaluhum thariiqatan in labitstum illaa yawmaan 105. wayas-aluunaka ani aljibaali faqul yansifuhaa rabbii nasfaan 106. fayadzaruhaa qaa’an shafshafaan 107. laa taraa fiihaa iwajan walaa amtaan 108. yawma-idzin yattabi’uuna alddaa’iya laa iwaja lahu wakhasya’ati al-ashwaatu lilrrahmaani falaa tasma’u illaa hamsaan 109. yawma-idzin laa tanfa’u alsysyafaa’atu illaa man adzina lahu alrrahmaanu waradhiya lahu qawlaan 110. ya’lamu maa bayna aydiihim wamaa khalfahum walaa yuhiithuuna bihi ilmaan 111. wa’anati alwujuuhu lilhayyi alqayyuumi waqad khaaba man hamala zhulmaan 112. waman ya’mal mina alshshaalihaati wahuwa mu/minun falaa yakhaafu zhulman walaa hadhmaan 113. wakadzaalika anzalnaahu qur-aanan arabiyyan washarrafnaa fiihi mina alwa’iidi la’allahum yattaquuna aw yuhditsu lahum dzikraan 114. fata’aalaa allaahu almaliku alhaqqu walaa ta’jal bialqur-aani min qabli an yuqdaa ilayka wahyuhu waqul rabbi zidnii ilmaan 115. walaqad ahidnaa ilaa aadama min qablu fanasiya walam najid lahu azmaan 116. wa-idz qulnaa lilmalaa-ikati usjuduu li-aadama fasajaduu illaa ibliisa abaa 117. faqulnaa yaa aadamu inna haadzaa aduwwun laka walizawjika falaa yukhrijannakumaa mina aljannati fatasyqaa 118. inna laka allaa tajuu’a fiihaa walaa ta’raa 119. wa-annaka laa tazhmau fiihaa walaa tadhaa 120. fawaswasa ilayhi alsysyaythaanu qaala yaa aadamu hal adulluka alaa syajarati alkhuldi wamulkin laa yablaa 121. fa-akalaa minhaa fabadat lahumaa saw-aatuhumaa wathafiqaa yakhshifaani alayhimaa min waraqi aljannati wa’ashaa aadamu rabbahu faghawaa 122. tsumma ijtabaahu rabbuhu fataaba alayhi wahadaa 123. qaala ihbithaa minhaa jamii’an ba’dhukum liba’dhin aduwwun fa-immaa ya/tiyannakum minnii hudan famani ittaba’a hudaaya falaa yadhillu walaa yasyqaa 124. waman a’radha an dzikrii fa-inna lahu ma’iisyatan dhankaan wanahsyuruhu yawma alqiyaamati a’maan 125. qaala rabbi lima hasyartanii a’maa waqad kuntu bashiiraan 126. qaala kadzaalika atatka aayaatunaa fanasiitahaa wakadzaalika alyawma tunsaa 127. wakadzaalika najzii man asrafa walam yu/min bi-aayaati rabbihi wala’adzaabu al-aakhirati asyaddu wa-abqaa 128. afalam yahdi lahum kam ahlaknaa qablahum mina alquruuni yamsyuuna fii masaakinihim inna fii dzaalika laaayaatin li-ulii alnnuhaa 129. walawlaa kalimatun sabaqat min rabbika lakaana lizaaman wa-ajalun musammaan 130. faishbir alaa maa yaquuluuna wasabbih bihamdi rabbika qabla thuluu’i alsysyamsi waqabla ghuruubihaa wamin aanaa-i allayli fasabbih wa-athraafa alnnahaari la’allaka tardaa 131. walaa tamuddanna aynayka ilaa maa matta’naa bihi azwaajan minhum zahrata alhayaati alddunyaa linaftinahum fiihi warizqu rabbika khayrun wa-abqaa 132. wa/mur ahlaka bialshshalaati waisthabir alayhaa laa nas-aluka rizqan nahnu narzuquka waal’aaqibatu lilttaqwaa 133. waqaaluu lawlaa ya/tiinaa bi-aayatin min rabbihi awa lam ta/tihim bayyinatu maa fii alshshuhufi al-uulaa 134. walaw annaa ahlaknaahum bi’adzaabin min qablihi laqaaluu rabbanaa lawlaa arsalta ilaynaa rasuulan fanattabi’a aayaatika min qabli an nadzilla wanakhzaa 135. qul kullun mutarabbishun fatarabbashuu fasata’lamuuna man ash-haabu alshshiraathi alssawiyyi wamani ihtadaa Kandungan Surah Taha Ayat 36-39 ini, menjelaskan Allah mengabulkan semua permintaan Musa pada ayat-ayat sebelumnya. Berikutnya Allah menjelaskan kepada Musa tentang Nikmat yang selalu Allah berikan kepadanya sejak kecilnya yaitu ketika dia dihanyutkan oleh ibunya ke sungai nil dan diselamatkan oleh keluarga Firaun hingga akhirnya dikembalikan lagi kepada ibunya.

Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 162009 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8460bb4e050e88 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

DaftarSurah. An-Naml: 61. An-Naml: 59 Tampilkan Latin (Transliterasi) Tampilkan Terjemah An-Naml Ayat 60. Setelah ayat-ayat yang lalu membicarakan tindakan Allah terhadap para pembangkang serta penyelamatan terhadapnya hamba-Nya yang taat, kini Allah mengajak untuk membandingkan antara ciptaan-Nya dan yang dilakukan oleh selain-Nya.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 162014 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8460bb4d381ca7 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Surahthaha arab latin dan terjemahan · thaahaa · maa anzalnaa 'alaikal quraana litasyq(a) · illaa tadzkiratan liman yakhsy(a) · tanziilan mimman khalaqal ardha was . Quran Kata Per Kata 1 0 Apk Download Android Books Reference Apps from apk-dl.com. Surat ini diberi nama surat thaha, karena mengambil huruf pertama yang ada pada ayat pertama rGdr5cI.
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/263
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/363
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/154
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/180
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/51
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/488
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/294
  • 9xk6fdo5ls.pages.dev/2
  • surah thaahaa ayat 39 latin